Gunung Cikuray GARUT

Garut memiliki julukan Swiss van Java. Pegunungan di Garut sangatlah indah. Saat mendaki Gunung Cikuray tahun 2013 dan 2015 lalu, saya diperlihatkan bentangan kebun teh hijau yang asri. Udara sejuk membuat kita bersemangat untuk mendaki. Meski berbeda tahun, namun suasana pendakian sangatlah menyegarkan pikiran dan membaikkan suasana hati.

Ketinggian gunung ini memang yang paling tinggi se-Garut. Kita dihadapkan pada kemiringan lereng gunung yang hampir tidak ada bonus. Bonus sering diartikan sebagai morfologi datar agar pendaki bisa beristirahat sejenak, biar kakinya gak kecapekan. Pendakian bisa dilakukan dengan membawa beberapa perlengkapan memadai seperti carrier. Dalam kantong tas berukuran besar ini ada perlengkapan tidur seperti sleeping bag dan jaket hangat. Bahan masak dan alat-alat masak mesti disiapkan agar kita tidak kelaparan. Tentu tenda juga harus disiapkan.

Pendakian bareng lebih seru 😀

Video Pendakian dapat ditonton di sini.

Tahun 2013 adalah tahun pertama saya naik gunung dan langsung excited dengan pengalaman pertama. Bersama dengan belasan orang, saya mendaki gunung dengan terengah-engah. Tapi hamparan pemandangan akan semakin indah seiring bertambahnya ketinggian. Kami saling mengobrol, beristirahat, mengambil napas selama perjalanan. Beban berat terasa ringan karena ditemani oleh para pendaki.

Sesampainya di pos sebelum puncak, kami mendirikan tenda. Waktu telah berpindah ke tengah malam. Udara dingin pegunungan memberikan kesegaran bagi tubuh yang selama ini telah terkuras oleh pekerjaan di ruangan. Sebelum subuh, kami melakukan sunrise hunting. Memburu matahari terbit. Tidak sia-sia kami naik gunug. Garut beserta gunung lainnya bak lukisan indah yang sangat mahal nilainya. Matahari gagah menyinari semua pendaki di puncak Cikuray. Awan-awan putih halus masuk dalam pandangan bola mata. Angin di puncak gunung bagai air minum pelepas dahaga. Kami kibarkan bendera Indonesia dan berfoto bersama. Bagian dari rasa exciting. Para pendaki terlihat menikmati sarapan raga.

Pemandangan di Puncak Gunung Cikuray Garut

Tahun 2015 saya kembali naik gunung ke Cikuray. Bersama satu orang teman. Kali ini dengan konsep tektok, tidak nginap seperti dulu. Dengan berkendara motor, kami menuju Garut subuh-subuh. Berangkat dari Bandung. Perjalanan sangat lancar dan sampai Garut ketika matahari belum panas. Kami melihat hamparan teh seperti sebelumnya dan memulai pendakian seperti dulu. Kali ini teraa sangat berat bagi kaki-kaki saya untuk mendaki. Kami menemui beberapa rombongan pendaki remaja. Mereka telah membantu karena mengangkut kami naik mobil kolbak dari kebun teh ke pos pendaftaran.

Pada saat itu, perjalanan sampai puncak dan kembali lagi ke bawah ditempuh dalam 8 jam. Dari jam 8 sampai puncak jam 12, kemudian sudah di bawah lagi jam 4. Di puncak, setelah menghilangkan dahaga dan menikmati puncak, kami langsung turun. Beberapa pendaki lain nampaknya sedang menikmati pemandangan dan berencana untuk mendirikan tenda. Sayang sekali, pemandangan di puncak tidak seindah seperti tahun 2013. Pandangan yang ada ditutupi awan dan nampak mendung, Garut tidak terlihat. Sesampainya di pos bawah, kami lanjutkan perjalanan untuk pulang. Besoknya saya demam hingga tiga hari. Encok sudah pasti, karena tektok kan. Hahaha.

1 comments

Tinggalkan komentar