Bukit Kaba: Destinasi Wisata Terpopuler Di Provinsi Bengkulu

Penulis: Doni Pratoma

Provinsi Bengkulu memiliki banyak tempat wisata yang dapat di kunjungi. Dari sekian banyak tempat wisata yang ada di Provinsi Bengkulu, Gunung Kaba atau lebih dikenal Bukit Kaba menjadi tempat wisata yang ramai diminati dalam beberapa tahun ke belakang. Bukit kaba telah menjadi salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi bila berada di Provinsi Bengkulu. Bukit Kaba sendiri terletak di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Bukit kaba memiliki ketinggian 1.952 mdpl (Meter Di atas Permukaan Laut), yang mana Bukit Kaba ini merupakan gunung berapi yang masih aktif. Berdasarkan ketinggian tersebut, objek wisata Bukit Kaba termasuk ramah bagi para pendaki pemula atau yang baru mencoba mendaki. Meskipun gunung berapi yang masih aktif, Bukit Kaba mampu menyajikan panorama alam yang sangat indah. Menurut berbagai sumber, Gunung Kaba atau Bukit Kaba memiliki 8 (delapan) kawah. Yang mana dari kedelapan kawah itu, 5 (lima) nya itu telah tertutup rapat oleh vegetasi hijau. Dari kedelepan kawah tersebut, ada 2 (dua) kawah yang menjadi favorit sebagai tempat berfoto atau menjadi objek berfoto bagi para wisatawan yaitu kawah yang memiliki warna putih kecoklatan dan kawah warna hijau yang ada di bagian puncak bukit.

Sebelum Bukit Kaba dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata, dahulu Bukit Kaba difungsikan sebagai salah satu cagar alam yang bertujuan untuk melindungi bunga Rafflesia. Dan Sekarang seiring dengan waktu Gunung Kaba atau Bukit Kaba dialih fungsikan karena Bukit Kaba sudah tidak dapat dijadikan sebagai cagar alam sesuai dengan tujuan pertama kalinya. Bukit Kaba sebagai taman lindung bagi berbagai flora dan fauna Sumatera, dengan status sebagai kawasan Taman Wisata Alam (TWA).

Bila kamu berada di Pusat Curup maka kamu perlu menempuh perjalanan sekitar 30-45 menit untuk sampai ke jalur pendakian Bukit Kaba dengan berkendara. Tetapi sebelum itu kamu perlu mengetahui bahwasannya, destinasi wisata Bukit Kaba ini sendiri memiliki dua jalur pendakian untuk mencapainya. Jalur pertama berupa jalanan alami atau lewat hutan lebat yang mana pemandangan hutan lebat inilah menjadi nilai plus bila memilih jalur ini. Sementara jalur kedua adalah jalan yang telah diaspal yang mana berakhir di anak-anak tangga untuk mencapai ke puncak Bukit Kaba.

Bila para wisatawan memilih jalur pertama maka waktu yang dapat ditempuh dengan mendaki adalah sekitar 2 hingga 3 jam. Disarankan untuk membawa peralatan mendaki lengkap, karena keselamatan adalah suatu hal yang paling utama. Gunakanlah pakaian dan sepatu yang nyaman dikenakan dan sesuai bila digunakan untuk mendaki/ hiking. Perlu diketahui juga untuk biaya masuk ke Bukit Kaba tergolong murah, di hari jam kerja (Senin-Jum’at) dikenakan biaya Rp 12.500 per orang yang mana sudah termasuk dengan asuransi kecelakaan. Sementara di hari Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya, maka dikenakan biaya Rp 15.000 per orang.

Hiking atau mendaki Bukit Kaba, bisa dikatakan ramah untuk pendaki pemula atau baru mencoba belajar mendaki atau yang hanya untuk menikmati pemandangan dari Bukit Kaba. Hal ini dikarenakan medan perjalanan yang dtempuh untuk mencapai puncak Bukit Kaba tidaklah terlalu terjal, hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Gunung Kaba lebih populer disebut Bukit Kaba. Lalu selama perjalanan juga kamu akan melihat pemandangan-pemandangan alam yang masih alami seperti rimbun pepohonan, dan aliran sungai kecil. Karena masih alaminya ini lah, kamu mungkin dapat bertemu dengan binatang-binatang seperti monyet atau siamang. Atmosfer petualangan yang dirasakan selama perjalanan membuat adrenalin tertantang. Gambaran pemandangan yang sangat indah akan didapatkan ketika sudah mencapai puncak. Suasana malam Bukit Kaba sangatlah romantis bagi kaum muda mudi, yang mana keindahanribuan cahaya bintang dapat disaksikan di saat malam hari. Yang mana membuat otak rileks dan dapat menghilangkan kepenatan selama mendaki.

Lalu apabila kamu memilih jalur kedua untuk mencapai puncak Bukit Kaba, maka kamu bisa menempuhnya dengan mengendarai kendaraan pribadi seperti motor yang mana perjalanannya memakan waktu kurang lebih 2-3 jam, hal ini disebabkan karena kondisi jalanan yang rusak sehingga untuk berhati-hati selama berkendara. Adapun kamu juga dapat memanfaatkan jasa ojek yang tersedia dengan tarif dua arah sebesar Rp 100.000, setelah itu kamu hanya perlu melewati ratusan anak tangga untuk mencapai bibir kawah di puncak Bukit Kaba.

Setelah sesampainya di puncak maka hal yang wajib dilakukan adalah mengabadikan momen selama di puncak, seperti berfoto dengan latar kawah indah yang berwarna hijau ataupun kawah yang berwarna putih kecoklatan. Lalu kamu juga bisa mengambil foto dengan latar kepulan asap putih yang tercipta dari kawah hidup yang berada di seberang kawah mati. Pemandangan indah dan momen yang bisa kamu abadikan, membuat seolah-olah lelah selama mendaki atau hiking seakan hilang. Salah satu momen yang tidak boleh terlewatkan adalah melihat pemandangan matahari terbit dan terbenam di Gunung Kaba atau Bukit Kaba. Di Bukit Kaba kamu boleh melakukan camping di manapun sesuai kenyamanan.

Sumber Gambar: http://pendaki.id/

Perlu kamu ketahui juga, bahwasanya Gunung Kaba atau Bukit Kaba memiliki beberapa mitos yang tersebar di masyarakat sekitar, salah satunya adalah adanya keberadaan makhluk gaib yang menjadi penghuni di beberapa tempat di Gunung Kaba ini. Konon sebuah cerita mengisahkan bahwasannya Bukit Kaba merupakan tempat terangker di Provinsi Bengkulu. Yang mana berdasarkan cerita ada beberapa makhluk gaib yang konon menempati beberapa tempat di Bukit Kaba, beberapa di antaranya Malim Bagus dan Elang Berantai yang bertahta di puncak bukit, dan Putri Saudari Kandang yang memiliki kekuasaan di kaki bukit. Oleh sebab itu warga setempat sering berpesan pada para pendaki yang ingin mendaki Bukit Kaba, agar tidak mengeluarkan kata-kata kasar, bertingkah laku tidak sopan, dan angkuh atau bersikap sombong. Hal ini lah yang harus dipatuhi oleh para pendaki.

Biasanya destinasi wisata Bukit Kaba tidak pernah sepi terkhusus di hari libur. Banyak para pendaki yang menjadikan ini sebagai pilihan dalam melakukan refreshing. Namun selama pandemi Covid-19, wisata Bukit Kaba sudah ditutup beberapa kali. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kluster baru, dikarenakan masih menyebarnya virus Corona. Pemerintah setempat tidak ingin mengambil risiko, sehingga menutup sementara menjadi pilihan yang diambil. Solusi yang pernah dilakukan dulu agar destinasi wisata Bukit Kaba tidak mati total aktivitasnya, diberlakukanlah aturan khusus yaitu membatasi jumlah pendaki dan larangan berkemah. Protokol kesehatan pun juga diterapkan, seperti selalu mengenakan masker, dan membawa hand sanitizer, serta dilakukannya pengecekan suhu sebelum memasuki kawasan pendakian. Meskipun demikian tidak sedikit mengurangi semangat selama mendaki.

Penulis berharap semoga pandemi Covid-19 cepat berakhir, dan Bukit Kaba dapat kembali beroperasional secara normal. Karena hal yang paling menyenangkan selama mendaki adalah terletak ketika mendaki bersama-sama untuk mencapai puncak.

Tinggalkan komentar